ULAMA NUSANTARA SAYID IBRAHIM ASMARAKANDI

SAYID IBRAHIM ASMARAKANDI (W.829 H/ 1425 M)
Seorang ulama dari kalangan Habaib/Alawiyin yang namanya sudah tidak asing lagi dalam perjuangan islam di Nusantara. Seorang Mubalihg keliling dengan pengembaraannya dari satu daerah ke daerah lainnya, suatu pula ke pulau lainnya di Dunia melaju untuk berdakwah Islamiyah, dari Patani ( Tahiland ), kamboja, kepuluan suku ( Alfiamus, Filipina ), Jawa, Sumatra, dan wilayah sekitarnya dan berakhir di wilayah Tuban (pantai Utara Jawa Timur) yang pada abad 14-15 tersebut merupakan pelabuhan ramai dari kerajaan Majapahit. Dialah yang menurunkan Sunan Ampel ( tokoh Wali Songo ) dan Raden santri Ali Murtadlo ( Gersik ) dan Ulama-ulama asia Tenggara ( Nusantra ).
Sayid Ibrahim Asamarakandi sebagai nama terkenalnya di Campa, Kamboja, di jawa Dia terkenal dengan Ibrohim Asmoro dan Sunan Mas, sedangkan di Patani dikenal dengan Sayid Ibrahim Al- Hadrami (leluhurnya dari Hadramaut ). Nama-nama lain termasuk golongannya adalah Sayid Ibrahim Al-Ghazali, Sayid Ibrahim Zainal Akbar, Sayid Ibrahim Zainuddin, Ibrahim zainal Kubro, Shahibu Syaif wal Qalam dan di kepulauan suku terkenal dengan gelar Syarif ’aulia  dan Karimal Makdum. Orangnya adalah satu yakni Sayid Ibrahim bin Jamaluddin Husain ( Al Husaini ). Saudara dari  Sayid Ali Nurul Alam ( Nurul Alim ) dan Sayid Barakat Zainal Alim bin Jamaluddin Husain. Tidak jelas kapan Dia dilahirkan hanya diperkirakan pada pertengahaan abad 14 ( 1350-an ), di Campa/ Kamboja, sedangkan sumber lain menyebutkan dilahirkan di Kerisik, Patani ( Thailand Selatan ) yang jelas di Asia Tenggara bukan Timur Tengah. Nama Samarakandi menunjukan berasal dari Hadratumaut, Negri leluhur para Habaib yang berada di Nusantara. Kemungkinan besar pengembaraan Sayid jamaluddin Husain dari Hadratumaut keliling sampai Samarkand dan terakhir di campa dan berkeluarga di kerajaan tersebut, sebelum pengembaraanya ke kepulauan Indonesia ( wafat di wajo, Sulawesi selatan 800 H/1397 M. )
Silsilahnya keatas samapai ke Rasullalah ( melalui Siti Fatimah az- zahra dan Sayidina Ali bin Abi Thalib ) adalah sebagai berikut : Ibrahim Asmarakandi : Ibrahim Asmarakandi bin Jamaluddin Husain al – Akbar bin Ahmad Syah Jabal (Amir Muqodam) bin Abdullah Amir Khan bin abdul Malik bin Alawi bin Muhammad Shahib ....bin Ali bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad al –Muhajir bin Ja’far Ash-Shidiq bin Muhammad al- Basyir bin Zainal Abidin bin Husain bin Ali Karamaullahu Wajhah suami Siti Fatimah Az-Zahra bin Rasullalah Muhammad SAW.
Sayid Ibrahim beserta saudaranya Ali Nurul Alam dan Barakat Zainul Alam dididik langsung oleh ayahnya tentang keagamaan, baik di Patani maupun Campa, pada saat itu islam sedang berkembang dan membesar di wilayah Aceh dab selanjutnya mereka berpisah. Sang ayah melanjutkan ke daerah lain di Indonesia, sedangkan Ia kembali ke Campa dan berdakwah disana, membuat tarikh Islam Patani. Sayid Ibrahim sebelum hijrah ke Campa sudah berkeluarga di Patani dan mempunyai 5 orang anak di antaranya sayid Wan Husain al Fatani, Wan Husain inilah yang meneruskan ulama-ulama di Patani................., diantarnya Syaikh wan Musthofa bin Muhammad al Fatani (datuk Bandang daya I) yang meneruskan Syaikh Muhammad Zain, Syaikh Abdul Qadir al Fatani, Syaikh Abdul Latif  dan Syaikh Wan Daud bin Musthofa, serta ulama besar di Mekkah Syaikh Ahmad bin Muhammad zain bin Musthofa al Fatani.
Sayid Ibrahim hijrah ke Campa ( Kamboja) menikah dengan Dewi Candra Wulan, putri Raja Campa berputra Ali Murtadlo ( Raden Ali Santri), Ali Rahmatullah ( Sunan Ampel ) putra Maulana ..... Walaupun ia menetap di Campa, tetapi di sela-selanya ia mengembara ke berbagai daerah, sebagaimana tradisi tokoh ulama ataupun budayawan dan pemimpin perang saat itu pantangan bila hanya diam di rumah. Syafari dan pengembaraan, perjalanan dekat dan jauh dan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun adalah biasa. Terbukti Sayid Ibrahim Asmarakandi datang pertama kali ke Jawa tahun 1301 H/1398 H, sedang Raden Ali Rahmatullah lahir di Campa 1304 H (1401 M), berarti ayahnya dari Jawa kembali ke Campa sebelum pindah dan menetap terakhir di Jawa. Ulama yang Sayid ini juga lama berdakwah di daerah kepulauan Hulu (Filipina). Disan lebih terkenal dengan nama Syarif Aulia atau Karimul Maqdum dan berhasil melaksanakan dakwah islamiyah di kalangan masyarakat. Ia datang pertama kali di Sulu tahun 782 H/1380 M. Berarti delapan Dasawarsa sebelum sayid Abu Bakar berdakwah disana bersama Sayid Al- faqih dan di angkat sebagai raja ( Sultan ) Sulu pertama setelah 1450 M.
Sayid Ibrahim Asmarakandi meninggalkan campa / Kamboja ke kepulauan nusantara karena terjadi perbedaan pendapat dengan raja Campa yang mengingkari janji untuk mempertahankan ajaran Islam. Ulama ini meninggalkan Campa sementara anak-anaknya tetap disana, dan baru menyusul puluhan tahun kemudian, bahkan setelah Sayid Ibrahim sudah wafat, sayid Ibrahim Asmarakandi melaksanakan dakwah dibeberapa daerah dipulau Jawa dan terakhir menetap di Nggesik ( Gesik ) Tuban hingga akhir hayatnya.Habib ini wafat tahun 829 H/ 1425 M dan dimakamkan di daerah tersebut, sehingga dikenal sebagai Sunan Nggesik Tuban, makamnya banyak yang ziarahin kaum muslimin dari berbagai daerah bahkan manca negara hingga sekarang.
Referensi :
• &nbrp;  Salichin salam, sekitar wali songo, menara kudus 1972
•    Umar hasyim, sunan giri, menara kudus 1979
•    Abdullahm wan mohad, Shaghir, syaikh ahmad al fathaniah pemeimpin agung melayu dan islam jilid I, Khazanah Fathaniah kuala lumpur, 2005
•    Al-Husaini, HMH. Al-Hamid pembahasan tentara perihal khilafiyah, yayasan al hamidi, bandung, 1996.
•    Al-hadad alwi bin Thabib, sejarah masuknya islam di timur tengah, lentera, jakarta 1995
•    Syaifuddin zuhri , sejarah kebangkitan islam dan perkembangannya di Indonesia, al ma’arif bandung, 1981
•   



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "ULAMA NUSANTARA SAYID IBRAHIM ASMARAKANDI"

Post a Comment