KH. ILYAS RUHIYAT ( 1934-2007)
Seorang ulama terkemuka di Indonesia berasala dari Tasikmalaya Jawa
Barat sebagai pengasuh pondok pesantren Cipasung, Singaparna, sebagai pondok
pesantren yang besar dan maju di indonesia dengan santri ribuan orang. Disamping itu ualama ini sebagai aktivis Nahdlatul Ulama sejak masa mudanya
dan di amanati mengemban berbagai jabatan. Yang terakhir sebagai Rois Aam
Syuriah PBNU ( 1992- 1999 ) dan selanjutnya sebagai mu’tasyar PBNU hingga akhir
hayatnya. Ulama ini walaupun alim alamah tetapi selalu ramah hati ( tawadhu )
kepada siapapun dan bersikap moderat dan toleransi kepada sesamanya.
KH. Muhammad Ilyas Ruhiyat
lebih dikenal dengan sebutan KH. Ilyas Ruhiyatatau Ajengan Ilyas Ruhiyat,
mula-mulanya Muhammad Ilyas dilahirkan pada hari Ahad 12 Rabiul Awal 1353 H/ 31
Januari 1934 di desa Cipasung, kecamatan dan kawedanan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya. Sebagai putra kedua dari pasangan KH. Ruhiyat pendiri dan pengasuh
pondok pesantren Cipasung dengan Hj. Aisyah. Muhammad Ilyas sebagai putra ulama pesantren, mendapatkan
pendidikan agama dengan baik sejak dini dari ayahandanya. Ia juga bersekolah di
sekolah rakyat dan HIS Banjar (1940-1943) kemudian madrasah diniyah pesantren
Cipasung ( 1940-1946), SPI Cipasung (1950-1953), Madrasah Aliyah Cipasung (
mengikuti persamaan 1968 ). Pernah pula kuliah di Universitas Majapahit
Jakarta, Universitas Islam Syeikh Yusuf Jakarta dan Universitas Agama Islam
Siliwangi Bandung. Ketika muda bekerja dan menjadi kiyai, namun kuliyahnya
nggak tidak ada yang selesai.
Pendidikan kiyai Ilyas
yang banyak adalah di pesantren Cipasung dan belajar sendiri, sambil berjuang
tetap belajar ( Learning by Doing ). Ia pernah mengikuti kursus kader di
selanggarakan pesantren Cipasung sekaligus sebagai pematerinya ( 1954 ).
Ayahnya disamping sebagai pengasuh
pesantren juga tokoh organisasi Nahdlatul Ulama, sebagai Rois Syuriah PCNU
Tasikmalaya sejak Zaman Jepang. Oleh karena itu Muhammad Ilyas ikut aktif
didalamnya dan mengikuti berbagai macam kursus pengkaderan ( kaderisasi )
sehingga mantap dalam berorganisasi.
Kegiatannya dilingkungan
NU diawali sebagai ketua pimpinan cabang IPNU ( Ikatan Pelajar NU ) Tasikmalaya
(1954-1958), lantas wakil ketua PW IPNU Jawa Barat (1956-1958), wakil Rois
Syuriah PCNU Tasikmalaya (1960), wakil Rois III Syuriah PWNU Jawa Barat
(1968-1974) Wakil Rois II Syuriah PWNU Jawa Barat (1974-1985), Rois Syuriah
PWNU Jawa Barat (1985-1989) merangkap A’wan Syuriah PBNU (1984-1989), Rois
Syuriah PBNU (1989-1992), Pejabat sementara Rois Aam (1992-1994). Dalam
Muktamar NU ke 29 dipesantren Cipasung yang di pimpinnya (Desember 1994) Ia
terpilih sebagai Rois Aam Syuriah PBNU masa Khidmat 1994 – 1999. Selanjutnya
dalam Muktamar NU ke 30 (21-26 November 1999) KH Sahal Mahfudz yang asalnya
wakil Rois Aam terpilih menjadi Rois Aam dan KH Ilyas Ruhiyat sebagai
Mu’tasyar PBNU yang diemban hingga akhir
hayat.
Dalam kehidupan keluargan KH. Ilyas Ruhiyat menikah
dengan Hj. Dedeh Fuadah dan dikaruniai tiga orang anak yaitu Asep Zam-zam Noor
(seniman pelukis ), Ida Nur Halida dan Euncup nu saidah. KH. Ilyas mendampingi
ayahnya sebagai pengasuh pesantren Cipasung dan setelah KH. Ruhiyat wafat
(1977) ulama ini langsung menggantikannya sebagai pengasuh utama, dalam
mengembangkan pesantren dibentuklah yayasan pondok pesantren Cipasung dengan
akte notaris no.II/tahun 1967 tanggal 11 Agustus 1967. Sebagai pendiri yayasan
KH. Moh. Ilyas Ruhiyat, Ny. HJ. Dedeh Fuadah, dan Drs. Tatang Setiawan, dengan
dewan pembina KH. Ilyas Ruhiyat, KH. Saiful Millah, KH. Dadang Abdul Halim MA
dan Drs. KH. Bunyamin Ruhiyat. Pesantren Cipasung yang sudah cukup maju pada
zaman KH. Ruhiyat, lebih berkembang lagi dibawah kepemimpinan KH. Ilyas
Ruhiyat. Disamping pengajian kitab secara tradisional, didirikan pula lembaga
pendidikan kelasikal semasa KH. Ruhiyat
antar lain SPI (Sekolah pendidikan Islam) 1953 kemudian menjadi SMPI), Sekolah
rendah Islam, 1954 kemudian menjadi Madrasah Ibtidaiyah, SMAI (1959), Perguruan
Tinggi Islam Cipasung (25 September 1965) SPIAIN sunan gunung jati (Negri 1969),
tetapi ada didalam pesantren, Fakultas Ushuludin ( IAIN ) dan selanjutnya pada
masa KH. Ilyas Ruhiyat didirikan pula
Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan sekolah Tinggi Teknik ( STT) Cipasung.
Demikian juga fasilitas pendukung yang lain ikut di kembangkan terutama yang
berhubungan dengan pendidikan, dakwah, dan sosial ekonomi masyarakat.
Dalam dunia politik KH.
Ilyas Ruhiyat pernah menjadi anggota DPRD II kabupaten Tasikmalaya mewakili
partai NU lantas PPP (1971-1977), setelah ayahnya wafat, Ia tidak aktif dalam
politik dan memusatkan perhatiannya mengurusi pesantren. Pada era reformasi KH.
Ilyas Ruhiyat, karena jabatannya saqbagai Rois Aam Syuriah PBNU, ikut membidani
bahkan sebagai deklalator lahirnya PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), 23 Juli
1998 bersama-sama KH. Abdurahman Wahid ( Ketua Umum PBNU ), KH. Munawir Ali,
KH. Muhith Muzadi dan KH. Mustofa Bisri ( semuanya pengurus PBNU ) namun tidak
masuk kepengurusan partai tersebut.
Sebagi seorang ulama KH.
Ilyas Ruhiyat juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya terutama
di MMI. Ulama ini dipercaya sebagai sekri Hukum MUI Tasikmalaya (1967),
Pimpinan MUI Tasikmalaya (1970) dan setelah MUI di bentuk secara formal oleh
pemerintah RI (1975), KH. Ilyas Ruhiyat sebagai ketua Bidang pendidikan MUI
Jawa Barat (1979 -1989). Ketua dewan pertimbangan NU Jawa Barat merangkap anggota dewan pertimbangan MUI
Tasikmalaya dan MUI pusat (1989-1995), sebagi Naib Amirul Haj Departemen Agama
1992 dan 1994, kemudian ketua bidang Ukhuwah MUI pusat (1995-2000).
KH. Ilyas Ruhiyat seorang
Ajengan yang santun dan tawadhu, tidak suka menonjolkan diri walaupun ilminya
tinggi. Sangat menghormati dan toleransi kepada semua pihak baik dilingkungan
pemerintah, NU, MUI, Pejabat maupun masyarakat. KH. Ilyas Ruhiyat wafat pada
hari Selasa, tanggal 18 Desember 2007 pukul 16.15. WIB dalam usia 73 tahun dan
jenazahnya dimakamkan besoknya Rabu 19 Desember 2007 di kompleks makam keluarga
pondok pesantren Cipasung Singaparna Tasikmalaya, berdekatan dengan makam KH.
Ruhiyat.
Referensi :
·
Atturmuzi, Yogya AD & M. Yazid Kabau, KH. Moh. Ilyas Ruhiyat Ajengan
Santun dari Cipasung, Remaja Rosdakarya Bandung, 1999.
·
Soelaiman Fadeli & M. Subhan, Antologi NU jilid I, Khalista, Surabaya,
2007.
·
Direktori Pesantren, P3M, Jakarta 1986
·
Direktori Pondok Pesantren, Dirjen Bimbingan Islam, Depag Jakarta, 2000
·
Bibit
Suprapto, HM, Ensiklopedia Ulama Nusantara, Gelegar media Indonesia. Jakarta,
2009
·
Aula
no.01/XXX/Januari 2008.
Belum ada tanggapan untuk "Ulama Nusantara KH. ILYAS RUHIYAT"
Post a Comment